Ajarilah, aku ya Allah
Mengenali, karunia-Mu
Begitu banyak yang, Kau beri
Begitu sedikit yang, kusadari
Ajarilah, aku ya Allah
Berterima kasih, pada-Mu
Supaya aku dapat slalu
Mensyukuri nikmat-Mu
Begitu sedikit yang, kusadari
Ajarilah, aku ya Allah
Berterima kasih, pada-Mu
Supaya aku dapat slalu
Mensyukuri nikmat-Mu
Sayup-sayup kudengar alunan sebuah lagu, mengalun merdu dari bibir-bibir mungil
anak-anak yang kira-kira masih berusia balita. Hatikupun bergetar, air mata
menetes membasahi pipi, menyadari betapa pelitnya diri ini mengucap syukur atas
segala karunia yang telah dilimpahkan oleh-Nya. Serta-merta, bibir ini berucap,
“astaghfirullahal ‘adziim” seraya menghapus air mata.
Sejurus kemudian hati ini berbicara, mencoba mengurai satu-persatu nikmat yang
telah terkecap.
anak-anak yang kira-kira masih berusia balita. Hatikupun bergetar, air mata
menetes membasahi pipi, menyadari betapa pelitnya diri ini mengucap syukur atas
segala karunia yang telah dilimpahkan oleh-Nya. Serta-merta, bibir ini berucap,
“astaghfirullahal ‘adziim” seraya menghapus air mata.
Sejurus kemudian hati ini berbicara, mencoba mengurai satu-persatu nikmat yang
telah terkecap.